Mudika IeBe akan kembali eksis, Bagaimana respon Anda?

mudika sumber

Jumat, 08 Oktober 2010

Pendaftaran CPNS

Info CPNS, siapa tahu ada adik, kakak, tetangga, kenalan yang berminat :

1. Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI 2010
For more detail, click: http://rekrutmen.bappenas.go.id/

2. CPNS Kementerian Kesehatan RI 2010
Silahkan klik link berikut:
http://www.ropeg-depkes.or.id/cpns/

3. Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Tahun 2010 berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 237 Tahun 2010 Tanggal 20 September 2010 mendapat Tambahan Formasi Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ) untuk pelamar umum yang akan ditempatkan/ditugaskan untuk mengisi kekosongan jabatan pada Kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut :

baca selengkapnya pengumuman
http://www.ropeg.dkp.go.id/index.php/component/content/article/28-berita-utama/208-penerimaan-cpns-kkp-tahun-2010

4. Lowongan Komisi Pemberantasan Korupsi : www.kpk.go.id atau http://www.ppm-asesmen.com/

SERI BELAJAR BERSAMA LINGKARMUDA “DASAR-DASAR ADVOKASI”

Peristiwa konflik umat Katolik dan kelompok garis keras tertentu di Ngireng-ireng, Ganjuran, peristiwa di Wojo,Sewon mengajak kita orang muda Katolik untuk tidak tinggal diam saja di tengah tantangan hidup bersama yang makin tidak mudah ini.
Menyikapi situasi lintas iman di Yogyakarta dan sekitarnya yang akhir-akhir ini tidak kondusif, Milis Orangmuda Simpul Yogyakarta, Lingkar Muda, Masyarakat Cinta Republik, dan Kafe Merah Putih mengundang rekan-rekan muda Katolik kritis yang berminat pada gerakan lintas iman untuk bersama-sama memperdalam wawasan dan kemampuan praktis dalam mengadvokasi berbagai isu sosial yang menantang. Kami mengundang rekan-rekan untuk hadir dalam :

SERI BELAJAR BERSAMA LINGKARMUDA
“DASAR-DASAR ADVOKASI” bersama Anastasia Kiki, SH (aktivis Bantuan hukum Yogyakarta)
SABTU, 9 OKTOBER 2010
PUKUL 17.00 WIB
DI MULTICULTURE CAMPUS REALINO
(SUDUT PERTIGAAN GEJAYAN-STM PEMBANGUNAN)

Datang yaaa.. dan ajak kawan-kawan semua. Mari berjejaring untuk menjaga hidup bersama, menjaga Indonesia.

Salam Orangmuda !

Jumat, 21 Mei 2010

USAHA DANA MIBS

PANITIA ANNIVERSARY MIBS DAN HARI KEMERDEKAAN INDONESIA
Sumber, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. 55573
____________________________________________________________________
Hal : Permohonan Ijin



Kepada Yth. Romo/Pengurus Gereja/Pengurus Mudika
Di Tempat

Salam sejahtera,
Kami MIBS akan merayakan hari jadi MIBS dan HUT RI yang membutuhkan dana cukup besar. Untuk itu kami ingin mengajukan jaga parkir di gereja. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada:

Tanggal : 21 Agustus 2010
Tempat : Basecamp MIBS
Acara : Anniversary MIBS dan HUT RI

Besar harapan kami terkabulnya permohonan kami. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. GBu


Tim DANUS MIBS,
Contact Person :
Chandra 0856 43 224466
Andi 0857 4341 6541
Chandra Noveriawan

JAMBORE NASIONAL KARYA TUNAS NUSANTARA

LATAR BELAKANG

Karya Tunas Nusantara yang mengusung "Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Ragam Karya!" merupakan sebuah organisasi kepemudaan yang bersekretariat di Jl. Komplek Liga Mas No.G31 Pancoran, Jakarta Selatan.

Organisasi Karya Tunas Nusantara bermaksud untuk berpartisipasi aktif menjadikan Indonesia sebagai Negara dan Bangsa yang lebih baik.

Dengan kehadirannya sebagai organisasi kepemudaan, Karya Tunas Nusantara yang sadar bahwa tunas Bangsa sebagai tulang punggung kemajuan Negara dan Bangsa, berupaya mengedepankan segala bentuk karya dan prestasi.

Kami yakin bahwa begitu banyak tunas Bangsa bersemangat untuk berprestasi dan berkarya.

Karya Tunas Nusantara ingin menjadi bagian penting dari proses perbaikan ini melalui penggugahan semangat berkarya yang berkesinambungan dari para tunas Bangsa se-Nusantara.

Untuk itu, di awal kegiatannya, Karya Tunas Nusantara ingin mengajak para muda (remaja) yang di usia produktifnya untuk bersama-sama menyatukan visi dan misinya sambil menunjukkan hasil karyanya maupun prestasinya yang kami kemas dalam kegiatan Jambore Nusantara dengan tema “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Ragam Karya” yang akan dilaksanakan selama 3 hari:

WAKTU DAN TEMPAT

Tanggal Pelaksanaan:
1, 2 dan 3 Juli 2010

TempatPelaksanaan:
Bumi Perkemahan Kiara Payung, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat

Bentuk Acara:
Outbond, Workshop, Penghargaan Karya, Pagelaran Musik dan Budaya

BINTANG TAMU

Marcella Zalianti, Olivia Zalianti, Agnes Monica, Dik Doank, Afgan, Gita Gutawa, Sherina, Stevie Item, Happy Salma, Davina, dll.

SYARAT PESERTA

1. Warga Negara Indonesia.
2. Setiap peserta Jambore KTN adalah anak muda yang berkarya/berprestasi.
3. Setiap peserta Jambore KTN adalah bersifat perorangan dan tidak dapat diwakilkan.
4. Setiap peserta Jambore KTN tidak diperkenankan membawa bendera institusi manapun.
5. Sehat jasmani dan rohani.
6. Mendapat ijin orang tua/wali.
7. Bersedia mengikuti peraturan, syarat dan tata tertib KTN.
8. Kelompok Usia peserta Jambore KTN adalah 15 - 25 Tahun.

PENDAFTARAN PESERTA

Bagi siapa saja yang memenuhi syarat-syarat diatas silahkan mendaftar melalui tiga pilihan berikut ini:

1. Secara manual melalui form registrasi yang sudah disediakan oleh panitia/perwakilan di tempat-tempat pendaftaran.
2. Melalui website di: http://www.karyatunasnusantara.org/pendaftaran
3. Melalui mobilephone di: http://m.karyatunasnusantara.org/


TEKNIS PEREKRUTAN CALON PESERTA
(bersifat umum)
1. Pendaftaran banyaknya peserta tidak dibatasi hingga sampai saat dimana seleksi peserta dilakukan oleh panitia.
2. Pendaftaran dilakukan hingga batas akhir pendaftaran yang sudah ditentukan (19 Juni 2010). Kecuali hal-hal yang sudah disepakati oleh panitia pendaftaran.
3. Peserta melengkapi Formulir pendaftraan seperti yang telah dijelaskan diatas.
4. Memberikan/mengisi keterangan pada formulir pendaftaran dengan sebenar-benarnya.
5. Keputusan yang sudah menjadi ketetapan panitia tidak dapat diganggu gugat.

TEKNIS PEREKRUTAN PESERTA
(bersifat KHUSUS yang masuk seleksi)

1. Tidak dipungut biaya apapun selama mengikuti Jambore Nusantara 2010 alias GRATIS.
2. Peserta terdiri dari perorangan dan tidak dapat diwakilkan.
3. Mengisi formulir pendaftaran sesuai yang tertera pada dokumen.
4. Menyerahkan kopi kartu identitas atau kartu tanda pelajar.
5. Menyerahkan surat keterangan orang tua/wali dan atau pihak sekolah bahwa karyanya diikutkan dalam Jambore Nasional Karya tunas Nusantara. (*Bila memungkinkan dan untuk mempermudah bila kelak karyanya masuk dalam kategori karya Jambore Nasional).
6. Menyerahkan pass photo 4x6 sebanyak 4 lembar.
7. Harus memiliki persembahan sebuah karya atau yang menjadi prestasi calon/peserta sebagai syarat utama mengikuti Jambore Nasional.
8. Peserta yang sudah terseleksi mengikuti Jambore Nasional wajib untuk dikonfirmasi kepastian keberangkatannya sedikitnya 1 hari sebelum keberangkatan hingga waktu keberangkatannya dari daerah masing-masing tiba.
9. Bila terjadi kemungkinan diantara peserta yang batal berangkat mengikuti kegiatan Jambore Nasional dikarenakan beberapa hal, panitia wilayah segera melakukan konfirmasi kepada panitia pusat sehingga segera bias diambil tindakan yang tepat.
10. Peserta yang batal dan atau membatalkan diri untuk berangkat, akan digantikan oleh calon peserta yang masuk dalam daftar list (cadangan yang tidak harus dari daerah asal).

HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
1. Peserta wajib melengkapi dokumen pendaftaran dengan susulan surat keterangan orang tua/wali bahwa peserta diberikan ijin untuk mengikutkan dan mengikuti pelaksanaan Jambore Nasional Karya KTN selama 3 hari di Jatinangor, Jawa Barat. (Mahasiswa cukup menyertakan surat keterangan orang tua atau wali).
2. Membawa serta kekurangan syarat-syarat pendaftaran bila pendaftaran dilakukan melalui website.
3. Memperoleh informasi yang cukup tentang kegiatan dan pelaksanaan Jambore Nasional KTN dari panitia baik dari perwakilan setempat maupun melalui hotline yang telah disediakan.
4. Memperoleh hasil dari seleksi calon peserta baik yang lolos maupun tidak dari panitia KTN setempat ataupun melalui website http://www.karyatunasnusantara.org/
5. Disiapkan transportasi sesuai daerah masing-masing dan yang sudah ditetapkan besarannya oleh penyelenggara (sesuai ketentuan yang berlaku pada kepanitiaan KTN).
6. Akomodasi selama pelaksanaan Jambore Nasional KTN 2010 (konsumsi, penginapan sesuai standart kegiatan Jambore).
7. Sertifikat Jambore Nasional Karya Tunas Nusantara 2010.
8. Hadir tepat waktu dan mentaati tata tertib penyelenggaraan pembekalan, termasuk mengikuti sesi pembekalan daerah sebelum keberangkatan ke Jatinangor.
9. Membawa kelengkapan pembekalan berupa: pakaian selama pembekalan dan kelengkapan keperluan pribadi lainnya.
10. Membawa serta hasil/model karya yang sudah dimiliki pada pelaksanaan Jambore Nasional.

PENCETUS KARYA TUNAS NUSANTARA

Mahyudin, Aziz Syamsudin, Ginung Pratidina, Marcella Zalianty, Olivia Zalianti, Arry Budi Wibowo. (Lihat Foto: Para Pencetus KTN)

Rabu, 21 April 2010

PRINSIP PENGORGANISASIAN BERSAMA

"86. Betapa giatnja seorang pemuda Katolik berdjuang sebagai seorang rasul dalam lingkungannja, pengaruhnja terbatas di tempat itu sadja. Lagi pula ada waktunja dia membutuhkan bertemu dengan pemuda lain, jang setjita-tjita dengan dia, jang sama tjorak perdjuangannja. Maka dari itu perlulah satu organisasi jang dapat meluaskan daja tular dari keaktifan dan semangatnja ke pemuda-pemuda lain, ke tempat-tempat lain, hingga massa mendapat manfaat dari perdjuangannja. Panitia Ad Hoc, Buku Pegangan Pemuda Katolik, Djuli 1961,Bab III, Pemuda Katolik dan Organisasinja, h. 56
"Kalau Mudika begitu kaya bentuk dan wujudnya di tiap-tiap basis parokial bagaimana ia bisa disatukan ? Kita butuh prinsip pengaturan bersama, yakni cara komunitas kita bergaul dan hidup dalam masyarakat komunitas-komunitas :
1. Setiap komunitas adalah lingkaran pemberdayaan : Setiap komunitas wajib membangun dirinya menjadi komunitas yang sekalipun kecil, tetapi lincah, hidup, kritis, bertindak kongkrit, dan visioner. Setiap komunitas harus terus berjuang untuk bertumbuh dan bergerak maju mewujudkan visi dan misi bersama, pertumbuhan iman, karakter, dan wawasan anggotanya, pertumbuhan gereja lokalnya, serta transformasi dunia sekitarnya.
2. Otonomi : otonomi tiap basis komunitas sangat dihargai, namun masing-masing basis harus memegang teguh prinsip-prinsip pengorganisasian bersama ini dan menghargai komunitas lain sebagai sesama komunitas perjuangan hidup orang-orang muda.
3. Jejaring, communion of communities : Setiap komunitas harus berjejaring dengan komunitas lain, terlebih komunitas-komunitas yang berdekatan secara geografis dan administratif kegerejaan. Bukan organisasi hirarkhis-teritorial, namun jejaring komunitas-komunitas, yang mengelompokkan diri berdasarkan kedekatan teritorial gerejawi (blok-lingkungan-wilayah/stasi-paroki-rayon-kevikepan-keuskupan).
4. Antar komunitas harus saling bekerja sama dan berkomunikasi secara rutin, demokratis, fair, dan terarah.
5. Hubungan simpul-simpul komunitas Mudika adalah hubungan subsidiaritas-solidaritas. Subsidiaritas : yang lebih besar menopang yang lebih kecil dengan mengisi hal-hal yang tidak mungkin digarap di tataran simpul yang lebih kecil (pelatihan penggerak Mudika Lingkungan oleh Mudika Paroki, pembentukan simpul-simpul Mudika se-paroki, dst). Solidaritas : mereka yang setara harus saling mendukung dan solider satu sama lain (antarlingkungan, antarstasi/wilayah, dan antarparoki)Maka hubungan kepengurusan Mudika antara Mudika Paroki yang bertanggung jawab antas kaum muda Katolik separoki dengan Mudika Wilayah/Stasi/Lingkungan tentu saja lebih bercorak fasilitasi untuk berjejaring, untuk peningkatan kapasitas, dan pelatihan pengkaderan, maupun bentuk support yang lain.
6. Serta kesepakatan-kesepakatan lain yang dibangun sebagai kearifan hidup bersama setempat secara adil dan demokratis dan dipelihara di masing-masing gereja setempat.
salam orang muda,
ignatius benedictus

Senin, 19 April 2010

Mudika BASIS

Mudika Lingkungan, Mudika Stasi, Mudika Wilayah: ujung tombak persaudaraan Mudika

Kita sebut saja Mudika Lingkungan, Mudika Stasi, dan Mudika Wilayah sebagai Mudika basis.Mudika basis adalah ujung tombak persaudaraan Mudika. Mudika basis dipergunakan untuk menyebut basis-basis terkecil gereja muda yang mampu hidup dengan dinamis, progresif, dan transformatif. Istilah Mudika basis tidak dimaksudkan untuk mengganti istilah Mudika Lingkungan, Stasi, atau Wilayah, ia hanya sekedar istilah umum untuk menyebut lini terkecil di suatu daerah dimana Mudika sungguh-sungguh bisa hidup. Mungkin ia bisa berbentuk Mudika Lingkungan, mungkin bisa juga Mudika Stasi/Wilayah. Benar bahwa kita memiliki mudika lingkungan, stasi, wilayah, paroki, dan seterusnya. Namun ini semua hanya menunjuk pada pembagian-pembagian gereja muda mengikuti alur adminstratif gereja. Persoalan yang sering muncul adalah banyaknya mudika yang mati jika hanya bertahan atau membatasi diri dalam batas-batas ini. Mengapa ?Karena ada syarat sosiologis minimal yang dibutuhkan mudika itu supaya bisa hidup dan bertahan. Sering terjadi jumlah mudika dalam satu lingkungan terlalu kecil. Bagaimana sebuah mudika bisa hidup jika dalam satu lingkungan hanya terdapat 5 sampai 10 mudika ? Kerja menghidupi mudika lingkungan dengan jumlah terlalu sedikit akan sia-sia saja, karena memang secara sosiologis tak memungkinkan hadirnya komunitas mudika yang hidup. Maka perlu dicari cara agar Mudika tetap hidup dengan mengkonsolidasikan beberapa lingkungan jadi satu, atau memusatkan dinamika di stasi/wilayah, dengan demikian terdapat jumlah yang cukup untuk menjadi komunitas yang hidup dan dinamis. Rata-rata Mudika yang hidup ditopang oleh 35-40 anggota Mudika. Tersedia cukup sumber daya dan energi harapan untuk bersama-sama merintis Mudika sebagai sebuah lingkaran pemberdayaan. Inilah satuan Mudika Basis. Mudika basis, entah itu bernama Mudika Lingkungan, Mudika Stasi, atau Mudika Wilayah, mewujudkan pula lingkaran persaudaraan/persahabatan yang dengan erat menyatukan semua pribadi di dalam iman dan persaudaraan. Di sinilah seorang Katolik muda memiliki peluang persentuhan secara personal dengan Gerejanya. Di sini pembelajaran pertama dari seorang Katolik muda diletakkan, baik dalam arti pembelajaran iman, keterlibatan menggereja, berorganisasi, maupun terlibat dalam masyarakat. Dengan pembelajaran ini, dengan sendirinya, Mudika basis adalah lingkaran pemberdayaan bagi kaum muda Katolik.Maka dengan ini Mudika basis adalah ujung tombak pendampingan Katolik muda. Dengan ukurannya yang kecil dan persentuhannya dengan hidup sehari-hari yang amat dekat, ia ibarat unit aksi nyata yang dengan lincah bergerak melaksanakan agenda-agenda riil bagi komunitas mereka dan bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Inilah inti Mudika Basis.Tiap Mudika basis (Mudika lingkungan/wilayah/stasi) memiliki kewajiban :a. Menghidupkan dinamika komunitas Mudika setempat agar sungguh-sungguh bisa menjadi lingkaran pemberdayaan bagi anggota-anggotanya, baik melalui kegiatan-kegiatan tradisional mudika, maupun kegiatan-kegiatan alternatif yang memberdayakan,b. Menyapa, menyentuh, menguatkan, dan mengembangkan setiap kaum muda Katolik di daerah garapnya agar semakin kuat dan matang dalam karakter, terlibat mendalam dalam iman dan tradisi menggereja dan dalam memasyarakat,c. Terlibat secara aktif dalam dinamika hidup gereja lokal, dan mendorong transformasi gereja lokal secara terus menerus menjadi makin progresif,d. mengirim utusan-utusan pengorganisir ke tingkat paroki sebagai penjaga gawang Mudika Parokie. terlibat aktif dalam program-program MP dan dinamika kehidupan parokial yang lain,f. berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan MP,g. Mengontrol MP agar sungguh menjadi alat perjuangan bersama dari komunitas kaum muda se-paroki.

Minggu, 18 April 2010

Ignatius-Benedictus

Ignasius Loyola lahir di Azpeitia di daerah Basque, Propinsi Guipuzcoa, Spanyol Utara pada tahun 1491. Putera bungsu keluarga bangsawan Don Beltran de Onazy Loyola dan Maria Sanchez de Licona ini diberi nama Inigo Lopez de Loyola. Semenjak kecil hingga masa mudanya, Ignasius mengecap kenikmatan hidup mewah di lingkungan istana. Ia dididik dalam tradisi dan kebiasaan hidup istana yang ketat.
Pada tahun 1517, Ignatius menjadi tentara kerajaan Spanyol. Empat tahun kemudian, pada tanggal 20 Mei 1521, Ignasius menderita luka parah terkena peluru ketika mempertahankan benteng Pamplona dari serangan tentara Prancis. Penderitaan fisik dan mental yang hebat ini ditanggungnya dengan sabar dan berani dalam perawatan selama hampir satu tahun.
Masa pemulihan kesehatannya yang begitu lama menjadi baginya suatu masa ber – rahmat, di mana ia menemukan ambang pintu bagi kehidupannya sebagai ‘manusia baru’. Selama masa perawatannya, ia ingin sekali menghalau kebosanannya dengan membaca buku – buku kepahlawanan. Sayang sekali bahwa buku – buku heroik yang ingin dibacanya tidak tersedia disitu. Satu – satunya buku yang tersedia ialah buku tentang kehidupan Kristus dan Para Orang Kudus. Demi memuaskan keinginannya, ia terpaksa menjamah dan membolak – balik buku itu. Tanpa disadarinya apa yang dibacanya tertanam dan mulai bersemi dalam lubuk hatinya. Kalbunya serasa sejuk bila menekuni bacaan itu. Lambat laun ia memutuskan untuk menyerahkan seluruh sisa hidupnya bagi Tuhan sebagai Abdi Allah. Ia tidak ingin lagi menjadi pahlawan duniawi. Kepribadiannya berubah secara total. Dari suatu cara hidup duniawi yang sia – sia, ia menjadi seorang rohaniwan yang melekat erat pada Tuhan dalam cinta kasih yang mendalam. Ia bahkan bertekad melampaui pahlawan – pahlawan suci lainnya.
Pada tahun 1522, Ignasius pergi ke biara Benediktin Montserrat, Timur Laut Spanyol. Selama tiga hari berada disana, ia berdoa dengan tekun dan memohon ampun atas semua dosanya di masa silam. Semua miliknya diberikan kepada orang – orang miskin. Niatnya yang sungguh untuk mengabdi Tuhan dan sesama ditunjukkan dengan meletakkan pedangnya di bawah kaki altar biara itu, pada tanggal 24 Maret malam hari.
Keesokan harinya setelah merayakan Ekaristi dan menerima Komuni Kudus, Ignasius pergi ke sebuah gua dekat Manresa. Di gua ini ia mengalami suasana tenang dan damai yang menyenangkan. Dan gua ini jugalah yang menjadi tempat kelahiran baru baginya sebagai seorang ‘manusia baru’. Meditasi dan doa – doanya selama berada di gua ini mengaruniakan kepadanya suatu pemahaman yang baru tentang kehidupan rohani. Pemahaman ini diabadikannya dalam bukunya yang berjudul ‘Latihan Rohani’ yang masih relevan hingga sekarang. Dari Manresa, Ignasius bermaksud berziarah ke Tanah Suci untuk menobatkan orang – orang yang belum mengakui Kristus. Tetapi niat ini dibatalkan karena kondisi negeri Palestina yang tidak memungkinkan. Sebagai gantinya, ia kembali ke Barcelona, Spanyol.
Pada tahun 1524, Ignasius semakin yakin bahwa tugas pelayanan bagi Tuhan dan sesama perlu didukung oleh pendidikan yang memadai. Karena itu, selama 10 tahun ia berjuang memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan. Ia belajar di Alcala de Henares (1526 – 1527), Salamanca (1527 – 1528) dan Paris (1528 – 1535) hingga memperoleh gelar sarjana pada tanggal 14 Mei 1535. Masa pendidikan ini menjadikan dia seorang yang berkepribadian matang, penuh disiplin diri, dan berpengetahuan luas dan mendalam. Kepribadian dan pengetahuan itu sangat penting bagi peranannya sebagai pemimpin di kemudian hari. Kadang – kadang ia memberikan pelajaran agama serta bimbingan rohani kepada orang – orang yang datang kepadanya. Tetapi kegiatan ini menimbulkan kecurigaan para pejabat Gereja. Sebab tidaklah lazim seorang awam mengajar agama dan spiritualisme.
Kariernya sebagai Abdi Allah dimulainya dengan mengumpulkan beberapa orang pemuda yang tertarik pada karya pelayanan kepada Tuhan dan GerejaNya. Pemuda – pemuda yang menjadi pengikutnya yang pertama, antara lain Beato Petrus Faber, Santo Fransiskus Xaverius, Diego Laynez, Simon Rodiquez, Alonso Salmeron, dan Nikolas Bobadilla. Kelompok pertama dari Serikat Yesus ini mengucapkan kaul hidup religius di kapel Biara Benediktin di Montmartre. Selain mengikrarkan ketiga kaul hidup membiara: kemurnian, ketaatan dan kemiskinan, mereka pun mengikrarkan kaul tambahan, yakni kesediaan menjalankan karya misioner di Tanah Suci di antara orang – orang Islam. Ignatius sendiri kemudian ditabhiskan menjadi imam pada tanggal 24 Juni 1937.
Karena misi ke Palestina tak mungkin diwujudkan akibat perang waktu itu, maka kaul tambahan ‘kesediaan melanjutkan karya misi di Tanah Suci’ dibatalkan dan diganti ‘Pengabdian khusus kepada Sri Paus’. Untuk itu Ignatius bersama rekan – rekannya menawarkan diri kepada Paus Paulus III (1534 – 1549) untuk mengerjakan tugas saja yang diberikan oleh paus, dimana saja dan kapan saja.
Pada tanggal 27 September 1540, Paus Paulus III merestui keberadaan kelompok Ignasian, yang kemudian dikokohkan menjadi sebuah serikat rohaniwan dengan nama Serikat Yesus. Ignasius sendiri diangkat sebagai pemimpin pertama dalam sebuah upacara di basilik santo Paulus.
Selama 15 tahun (1541 – 1556) memimpin Serikat Yesus, Ignasius memusatkan perhatiannya pada pembinaan semangat religius ordonya. Semobayannya – yang kemudian menjadi semboyan umum Serikat Yesus – dalam melaksanakan tugasnya ialah “Ad Maiorem Dei Gloriam”. Ia mendirikan banyak kolose antara lain kolose Roma (yang kemudian menjadi Universitas Gregoriana) dan kolose Jerman yang khusus mendidik para calon imam untuk karya kerasulan di wilayah – wilayah Katolik yang sudah dipengaruhi oleh Reformasi Protestan. Selama kepemimpinannya, Ignatius melibatkan imam – imamnya dalam usaha membendung arus pengaruh Protestatisme di Eropa Utara dan dalam Pewartaan Sabda kepada semua orang Katolik tanpa memandang kelas sosialnya. Ia Fransiskus Xaverius, sahabat akrabnya, ke benua Asia yang masih kafir untuk membuka lahan baru bagi karya misioner Gereja.
Ignasius dikenal sebagai seorang rahoniwan yang ramah kepada sesamanya. Kasih sayangnya yang besar kepada orang – orang sakit dan lemah, anak – anak dan pendidikannya, terutama orang – orang berdosa banyak kali membuatnya menangis karena memikirkan kemalangan mereka. Ordo Yesuit yang didirikannya dipoles menjadi sebuah ordo religius yang bebas dari keketatan aturan hidup monastik lama yang kaku. Sebagai reaksi terhadap kekejaman Gereja Abad Pertengahan, yang melahirkan Reformasi Protestan, Ignasius menuntut ketaatan mutlak terhadap Tahkta Suci dan prinsip – prinsip Katolik. Reret yang teratur diupayakannya sebagai suatu sarana ampuh bagi kedalaman spiritualitas orang – orang Kristen.
Sebelum wafatnya pada tanggal 31 Juli 1556, Ignasius menyaksikan keberhasilan Ordonya dalam mengabdi Tuhan dan GerejaNya. Propinsi serikatnya pada masa itu telah berjumlah 12 dengan 1000 orang imam dan kira – kira 100 buah biara dan kolose. Ignasius dinyatakan sebagai ‘beato’ oleh Paus Paulus V pada tanggal 3 Desember 1609 dan kemudian oleh Paus Gregorius XV dinyatakan sebagai ‘santo’ pada tanggal 12 Maret 1622. Ignasius diangkat sebagai pelindung semua kegiatan rohani oleh Paus Pius XI pada tahun 1922.

Benediktus dikenal sebagai pendiri cara hidup monastik di Eropa Barat. Ia meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi seorang pertapa. Kemudian ia mendirikan sebuah tarekat yang dikenal dengan namanya, ordo Benediktin, yang bermarkas di Monte Casino. Pada tahun 1944 ketika Perang Dunia II berkecamuk biara induk Monte Casino dihancurkan, dan baru dibangun kembali setelah perang.
Benediktus lahri di Nursia, Italia Tengah sekitar tahun 480 dan meninggal dunia di Monte Casino pada tahun 547. Saudarinya, Skolastika, yang kemudian menjadi seorang Santa, adalah seorang religius sejati yang membaktikan dirinya kepada Tuhan dan sesama. Dibantu oleh sebuah keluarga bangsawan yang mengikuti kebiasaan mendidik anak – anaknya bagi karier politik, Benediktus dikirim ke Roma untuk menlanjutkan pendidikannya. Di Roma ia menderita sekali karena tingginya biaya hidup. Alau ditemani oleh seorang pelayan keluarga yang terpercaya, ia meninggalkan kota Roma. Ketika itu ia berusia 20 tahun.
Untuk sementara waktu, ia tinggal di Enfide sekitar 40 mil baratdaya kota Roma bersama sekelompok orang Kristen saleh sambil terus melanjutkan studi dan praktek askesenya. Ia kemudian meninggalkan Enfide untuk hidup menyendiri jauh dari kehidupan ramai di kota. Rekan – rekannya sangat mencintai dia dan percaya akan kemampuannya membuat mukzijat. Ia menemukan suatu tempat pengungsian yang sepi di dalam sebuah gua di atas gunung Subiako, 50 mil sebelah timur kota Roma. Di dalam gua itu, ia bertapa selama tiga tahun. Ia dibantu oleh Romanus, seorang pertapa lain dalam bimbingan rohani maupun makan – minum setiap hari.
Reputasi Benediktus sebagai seorang pertapa tidak bisa terus disembunyikan. Namanya segera terkenal di antara penduduk desa di sekitarnya. Tatkala superior dari sebuah biara di dekat gua pertapaannya meninggal dunia, biarawan – biarawan itu meminta Benediktus menjadi pemimpin mereka. Dengan senang hati Benediktus menerima permohonan itu dan segera meninggalkan gua pertapaannya. Ia disambut dengan gembira. Tetapi segera ia menyadari, bahwa kehidupan di biara itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Para biarawan tidak disiplin dan lemah pendiriannya. Benediktus berusaha untuk memperbaiki situasi biara itu, namun tidak semua biarawan setuju, ada yang bahkan membenci dan berupaya meracuninya. Untunglah Benediktus selamat. Gelas minumnya yang berisi racun itu tiba – tiba saja hancur berantakan ketika dijamahnya. Benediktus segera meninggalkan biara itu dengan sedih hati. Ia kembali ke gua Subiako. Dari sana ia mulai mengumpulkan banyak pertapa yang terpencar dimana – mana. Sejak itu ia mulai meninggalkan idenya yang lama dan memulai hidup Cenobitik: sebuah komunitas pria yang mengabdikan diri pada kehidupan religius. Dengan meniru cara hidup asketis Mesir, teristimewa dari tradisi Pakomius, Benediktus mengelompokkan pengikut – pengikutnya dalam 12 kelompok, masing – masing dengan pimpinannya. Kehidupan monastik dengan 12 biara ini dimulainya di Subiako.
Selanjutnya, seorang bangsawan Roma memberinya sebidang tanah di dekat kota Kasino, kira – kira 30 mil jauhnya dari Subiako. Kasino terletak di kaki gunung dan sangat subur. Di sini Benediktus mendirikan sebuah gereja yang dipersembahkan kepada Santo Yohanes Pembaptis. Demikianlah awal dari biara Monte Kasino yang terkenal itu.
Enam hari sebelum wafatnya, Benediktus menyuruh rekan – rekannya menyiapkan kuburnya di samping saudarinya Skolastika yang meninggal enam minggu sebelumnya. Relikiu Benediktus dan Skolastika ditemukan kembali pada tahun 1950 di bawah reruntuhan altar gereja Monte Kasino yang hancur pada masa Perang Dunia II.
Semua berita tentang kehidupan Benediktus diketahui dari buku “Dialog” karangan Paus Gregorius Agung yang ditulis 50 tahun setelah kematian Benediktus. Sumber informasi lain ialah aturan – aturan hidup yang disusunnya bagi pengikut – pengikut di Monte Kasino. Dari aturan hidup itu terlihat jelas kepribadian Benediktus sebagai seorang pemimpin biara yang ramah tamah, bijaksana dan penuh pengertian. Sikapnya sangat moderat baik dalam hal doa, kerja, pewartaan, makanan, tidur, dan lain – lainnya. Aturan hidup membiara Santo Benediktus merupakan aturan hidup membiara pertama di Eropa Barat. Santo Benediktus biasanya digambarkan sebagai seorang Abbas yang sedang memegang satu salinan aturan hidup membiara.

Santa Olga, Janda
Olga – yang disebut juga Helga atau Ilga – lahir di Kskov, Rusia pada tahun 879. Keluarganya masih kafir tetapi ia sendiri sudah sering mendengar tentang Yesus Kristus dan ajaran – ajaranNya, terutama ajaran cintakasih kepada Allah dan kepada sesama.
Pada tahun 903 ia menikah dengan Igor, raja muda Vangirian di Kiev. Pada tahun 945, Igor suaminya terbunuh dalam suatu pertempuran di Konstantinopel. Olga amat marah mendengar berita kematian suaminya itu. Lalu dengan semangat dan keberanian yang tinggi, ia segera menghimpun tentaranya yang sudah tercerai – berai dan maju berperang sebagai panglima melawan pasukan yang setia kepada kaisar. Dengan gagah berani ia berhasil menumpas pasukan kaisar. Untuk melampiaskan amarahnya, ia memerintahkan supaya pembunuh suaminya disirami air panas hingga mati dan tentara – tentara tawanan dibunuh. Tetapi niatnya ini tidak terlaksana karena belaskasihannya kepada para tawanan itu. Ia memperlakukan mereka secara baik dan ramah. Harta kekayaan mereka tidak dijarahnya dan kota mereka tidak dibumihanguskan. Ia membawa kedamaian di seluruh kerajaan dan memerintah mereka dengan ramah bagaikan seorang ibu melindungi anak – anaknya.
Setelah memerintah kerajaan selama 3 tahun (945 – 947), ia menyerahkan kekuasaannya kepada puteranya Pangeran Szyastoslav. Ketika itu ia belum beragama Kristen. Ia masih tetap setia pada cara hidup yang sesuai dengan adat istiadat kafir yang diwarisinya dari orangtuanya. Namun karena tertarik pada Yesus Kristus dan ajaranNya yang sudah sering didengarnya, maka ia pergi ke Konstantinopel untuk belajar agama Kristen dan kemudian dipermandikan. Sejak saat itu ia mulai menyesuaikan cara hidupnya dengan cara hidup Kristen. Ia kemudian pulang ke Rusia dan menyebarkan agama Kristen di sana.
Agar iman Kristen lebih cepat berkembang, ia meminta bantuan kepada Raja Otto I dari Jerman agar mengirimkan Santo Adelbertus ke sana. Sayang bahwa karya Santo Adelbertus kurang membawa hasil, karena Raja Svyastoslav, putera Olga sendiri tidak mau bertobat dan menganut agama baru yang dibawa ibunya. Katanya kepada ibunya “Rakyatku akan menertawakan aku jika aku sendiri meganut agama asing itu.”
Meskipun perkembangan kekristenan berjalan seret di Rusia pada masa itu, namun benih – benih iman sudah mulai berkembang di sana. Olga dan cucunya Vladimir dianggap sebagai orang Kristen pertama di Rusia. Oleh Yakop, seorang rahib saleh, Olga dan Vladimir dipandang sebagai rasul negeri Rusia. Olga wafat pada tahun 969.


http://www.ekaristi.org/doa/sejarah2.php?misc=search&subaction=showfull&id=1148395905& archive=1148449866&cnshow=news&ucat=8&start_from=&go=search